lirih..
piringan hitam diputar saat bulir hujan menyapa bumi
bibir Ibu mendengung dongeng klasik pengantar tidur
pesta pengaminan menyambut doa penuh semoga
letupan nada pertama kembang api tengah pekan
ingar pentas tak bertuan
hening..
semilir angin menyapu beringin lantas ranting beradu merdu
senja terganti bulan diiringi orkes binatang malam
batang tembakau kedelapan bertemu cangkir kopi jelang detik awal dini hari
terpejam saat riak ombak pasang mendera karang dimana kabut melilit pegunungan
mimpi singgah di peraduan diujung lelahnya lelap
dingin..
mengulum senyum tak kasat mata
tak sengaja retina saling sapa dan kita berdialog tanpa kata
…
layaknya film bisu tiap chapter dimainkan mundur
reka ulang tanpa distorsi nada
mengingat seperti mengunyah jeruk
sumringah gigit bagian manis
mengumpat kecil bertemu kecut
aku seperti bumi yang ingin dicumbu tangis langit setelah edelweiss jengah mesra dengan layu
ya, segaris rindu pun membatu
__________
Selatan Jakarta, Februari 2011